Saatnya Punya E-Commerce Sendiri

E-Commerce
Ilustrasi Saatnya Punya E-Commerce Sendiri
(Sumber : Lexpres)

Di jaman serba digital ini, e-commerce adalah salah satu kebutuhan penting bagi perusahaan. Melalui e-commerce, Anda dapat mempromosikan bahkan menjual produk secara langsung tanpa harus bertemu dengan pembeli. Sistem penjualan seperti ini sangat menguntungkan, sebab tak lagi mengenal batasan ruang dan waktu. E-commerce menjadi salah satu cara ampuh yang dapat meningkatkan pendapatan dari penjualan barang. Bahkan tidak sedikit toko yang mulanya berawal dari e-commerce yang kemudian berhasil mendirikan toko offline hasil keuntungan e-commerce ini. Namun, jika Anda masih bingung apakah sudah saatnya punya e-commerce sendiri, tak perlu risau. TAS Official telah merangkum alasan kenapa harus memiliki e-commerce khusus untuk Anda.

E-Commerce Adalah Wujud Kredibilitas

E-commerce adalah bentuk representasi produk Anda di hadapan dunia. Memiliki e-commerce akan membuat produk Anda terlihat paling apik dalam kelasnya. Sementara itu, pembeli akan lebih puas karena tampilannya yang menarik. Saat akan mencari sebuah produk, umumnya seorang pembeli akan mengetikkan kata kunci melalui search engine seperti Google. Dengan e-commerce, display produk Anda dapat ditampilkan pada baris pertama. Inilah kenapa e-commerce penting untuk bisnis Anda. Pembeli akan dengan mudah menemukan informasi produk dalam website ini.

Terbebas Dari Price War

E-commerce adalah strategi untuk menyelamatkan bisnis Anda dari price war, yakni sebuah kondisi ketika para penjual melakukan perang harga. Dalam marketplace kita akan banyak menemukan produk yang sama dengan harga yang berbeda milik toko yang berbeda-beda. Tentunya, pembeli sangat sensitif mengenai hal ini. Mungkin Anda akan berfikir bahwa menurunkan harga serendah mungkin akan membuat bisnis Anda memenangkan persaingan dalam satu marketplace ini. Sayangnya, keputusan ini bukanlah win-win solution yang tepat. Ketika bisnis Anda terjatuh dan membutuhkan banyak sokongan dana, Anda akan kesulitan sebab Anda tidak bisa menaikkan harga untuk memaksimalkan keuntungan penjualan produk. Sebab costumer yang sensitif mengenai harga akan terpengaruh untuk berpindah ke toko lain. Lain halnya dengan marketplace, e-commerce hanya menyediakan toko untuk satu pelapak saja yaitu Anda sebagai pemilik e-commerce. Dengan demikian, tidak ada persaingan yang terjadi dalam satu website e-commerce.

Memangkas Cost Perusahaan

E-commerce ini adalah investasi terbaik yang membawa banyak manfaat sekaligus menghemat anggaran perusahaan Anda. Coba bandingkan dengan strategi pemasaran lawas seperti sewa billboard, membuat bangunan toko, hingga membuat papan nama bisnis Anda? Belum lagi waktu sewa yang terbatas. Jika Anda masih berfikir bahwa membangun e-commerce sendiri menguras banyak biaya, coba bandingkan kembali dengan akumulasi pemasaran selama perusahaan berjalan. Eits, jangan lupa bahwa biaya operasional adalah entry barrier bagi perusahaan. Jika Anda dapat menghemat biaya ini, biaya dapat diputar lagi menjadi produk siap jual yang akan memberikan keuntungan bagi Anda.

Aksesibilitas Tinggi

E-commerce memiliki jangkauan yang luas tanpa batasan. Sekali Anda mengembangkan e-commerce, semua orang akan dapat mengakses e-commerce Anda. Anda bahkan dapat menjangkau pembeli dengan mobilitas tinggi sekalipun karena aksesnya yang mudah. Transaksi dapat berjalan 24 jam sehari, 7 hari dalam seminggu. Lantas, apa bedanya dengan berjualan online melalui social media? E-commerce memiliki kemampuan untuk menyematkan suatu chatbot yang dapat melayani pembeli dengan cepat. Tidak akan ada lagi pembeli yang beralih ke toko lain karena Anda telat menjawab pesan. Pengelolaan toko juga tidak perlu harus ke bangunan fisik. Saat ada internet, kita dapat mengakses pengelolaan transaksi penjualan produk.

Costumer-Centric

Saat ini e-commerce bukan hanya menjadi toko online, melainkan juga menjadi Personal Shopper Assistance. Personal Shopper Assistance akan memberikan pengingat mulai dari barang dalam wishlist, produk rekomendasi dan informasi promo kepada pembeli. Hal ini akan membuat pembeli mendapatkan kepuasan sendiri karena kemudahannya. Selain itu, kehadirannya akan membuat pengalaman baru yang menarik dan memancingnya untuk datang untuk berbelanja kembali. Menariknya, Anda dapat memanfaatkannya untuk mempengaruhi psikologi pembeli dengan notifikasinya. Melalui fitur notifikasi via email, atau push notification ini sedikit banyak memaksa pengunjung untuk melihat tawaran di e-commerce Anda.

Data Leads Yang Lebih Rapi

Berbeda dengan marketplace, e-commerce akan memudahkan Anda dalam menjangkau kembali pembeli produk Anda. Anda akan lebih mudah mengenali konsumen secara lebih dekat. Data ini sangat penting untuk melakukan optimalisasi penjualan. Anda dapat melakukan evaluasi penjualan sebagai dasar marketing selanjutnya. Hal ini akan meningkatkan kepuasa pelanggan sekaligus membantu Anda dalam mengembangkan penjualan produk.

Nah itulah rangkuman alasan kenapa harus memiliki e-commerce sendiri. Sekaranglah saatnya memilih langkah yang tepat, apakah sudah saatnya perusahaan Anda punya e-commerce sendiri atau hanya berdiri menunggu tergerus disrupsi yang terjadi. Semua bergantung pada tangan Anda!

E-Commerce dan Marketplace, Mana Pilihan Terbaik?

E-Commerce dan Marketplace
Ilustrasi E-Commerce dan Marketplace, Mana Pilihan Terbaik?
(Sumber : Dokumen Pribadi)

Sejak pertama kali muncul pada Maret 2020, pandemi covid-19 membuat segala aktivitas harus dilakukan di rumah. Tak terkecuali kegiatan ekonomi. Perusahaan harus menyesuaikan proses bisnis sehingga membatasi pergerakan barang dan manusia agar tidak terjadi persebaran virus yang semakin menjadi-jadi. Online Shopping atau toko online acap kali menjadi alternatif terbaik dalam pemecahan masalah ini. Pesatnya perkembangan teknologi, pengguna yang begitu masif, serta tingginya sifat konsumtif masyarakat membuat online bisnis menjadi bisnis menggiurkan bagi perusahaan. Terdapat dua jenis online shopping yakni marketplace dan e-commerce. Agar tidak salah langkah, TAS official telah merangkum perbandingan kedua platform ini dalam artikel berjudul E-Commerce dan Marketplace, Mana Pilihan Terbaik? ini

Sejak pertama kali muncul pada Maret 2020, pandemi covid-19 membuat segala aktivitas harus dilakukan di rumah. Tak terkecuali kegiatan ekonomi. Perusahaan harus menyesuaikan proses bisnis sehingga membatasi pergerakan barang dan manusia agar tidak terjadi persebaran virus yang semakin menjadi-jadi. Online Shopping atau toko online acap kali menjadi alternatif terbaik dalam pemecahan masalah ini. Pesatnya perkembangan teknologi, pengguna yang begitu masif, serta tingginya sifat konsumtif masyarakat membuat online bisnis menjadi bisnis menggiurkan bagi perusahaan. Terdapat dua jenis online shopping yakni marketplace dan e-commerce. Agar tidak salah langkah, TAS official telah merangkum perbandingan kedua platform ini dalam artikel berjudul E-Commerce dan Marketplace, Mana Pilihan Terbaik?

Fungsionalitas

Pada dasarnya marketplace dan e-commerce memiliki muara yang sama yaitu mempertemukan penjual dan pembeli dalam suatu transaksi melalui dunia maya. Kerapkali orang awam susah membedakan dua platform ini. Namun sebenarnya ada perbedaan mendasar antara keduanya.

Marketplace adalah sebuah “pasar online” yang memiliki ratusan bahkan ribuan penjual yang menyediakan barang yang sama. Jika seorang pembeli hendak mencari sebuah barang, maka marketplace akan menampilkan barang terakit. Sementara itu, e-commerce adalah sebuah “warung online” yang khusus menjual produk pemilik warung itu saja. E-commerce tidak seperti marketplace yang hanya menjadi perantara, melainkan langsung di bawah kendali sang pemilik e-commerce. Tabel di bawah ini akan menunjukkan perbedaan e-commerce dan marketplace secara rinci.

Tabel Perbandingan
Marketplace VS E-Commerce
(Sumber : Dokumen Pribadi)

Marketplace merupakan website yang menyediakan tempat untuk penjual menawarkan barang dagangannya. Melalui marketplace ini, pembeli dapat menemukan berbagai barang keinginannya dari berbagai pelapak. Marketplace juga telah membekali segala fitur-fitur transaksi untuk mempermudah penjual dan pembeli yang akan melakukan transaksi. Jika Anda ingin membuka toko dalam marketplace, Anda harus tunduk dan mengikuti fitur-fitur ini. Fitur ini bersifat “saklek”, artinya tidak memungkinkan perubahan proses bisnis dalam fiturnya. Sebaliknya, e-commerce merupakan suatu website yang secara khusus menjual produk e-commerce itu sendiri. Segala fitur transaksi dalam e-commerce menyesuaikan pada detail proses bisnis pemilik e-commerce ini. Fitur ini bersifat fleksibel, dapat bertambah dan berkurang sesuai keinginan And.

Selain fitur yang terbatas, jasa pengiriman yang tersedia dalam marketplace juga tidak didukung semua jasa ekspedisi. Terkadang marketplace juga memiliki jasa ekspedisi khusus milik mereka sendiri. Sayangnya, jasa ekspedisi ini malah menjadi masalah bagi pembeli yang berlokasi di daerah yang “belum terjamah”. Sementara itu, e-commerce memiliki dukungan ekspedisi yang lebih banyak. Anda dapat menentukan jasa ekspedisi sesuai kebutuhan perusahannya sendiri.

Pengelolaan barang pada marketplace dan e-commerce pun berbeda. Marketplace membatasi penjual untuk melakukan update stok barang hanya secara manual saja. Sebaliknya, e-commerce memiliki keunggulan dalam hal pengelolaan barang karena menawarkan sistem yang terkoneksi dengan ERP (Enterprise Resource Planning). E-commerce mengkombinasikan ekspansi bisnis yang kuat pada dunia maya dengan pengelolaan dan barang yang apik dengan ERP. Melalui teknologi ini, Anda akan mampu bersaing secara efektif dengan pemain yang lebih besar

Branding dan Reputasi

Branding Produk
(Sumber : Freepik)

Marketplace lebih cocok untuk produk general dan semua orang mengetahui barang tersebut. Jika Anda menjual baterai, maka marketplace adalah pilihan yang tepat. Dengan begitu, jika ada pembeli yang sedang mencari barang elektronik dan membutuhkan baterai, mereka akan mudah menemukan produk Anda. Namun, jika Anda menjual barang yang unik dan memiliki nilai tambah, e-commerce akan lebih baik untuk produk Anda. Keberadaan e-commerce akan meningkatkan brand-identity dari produk. Selain itu, melalui e-commerce pengelolaan pelanggan akan lebih baik. Kepuasan pelanggan akan sepenuhnya menjadi tanggung-jawab Anda.

Marketing dan Traffic

Ilustrasi Marketing
(Sumber : Dokumen Pribadi)

Marketing pada marketplace sepenuhnya menjadi tanggung-jawab pemilik marketplace. Kegiatan marketing pada marketplace bertujuan untuk mengundang calon pembeli menggunakan marketplace mereka. Melalui hal ini, marketplace dapat memaksimalkan jumlah penjualan barang mereka. Terdapat banyak barang yang ada dalam satu marketplace, dan jika beruntung (semoga) produk yang Anda jual adalah salah satu dari produk yang dipromosikan. Secara traffic, produk Anda akan terlihat oleh banyak orang. Namun, tidak semua yang melihat produk Anda akan menjadi pelanggan Anda. Kalaupun mereka membeli produk Anda, Anda akan kesulitan menjangkau mereka kembali. Akhirnya perusahaan akan kehilangan salah satu data penting yakni leads.

Lain halnya dengan e-commerce. E-commerce akan mendokumentasikan data-data leads dengan baik. Data ini sangat penting untuk optimalisasi marketing produk berikutnya. Selain itu, marketing pada e-commerce lebih berfokus pada penjualan produk. Bukan hanya meningkatkan traffic, namun juga pelanggan

Nah itulah sedikit pembahasan mengenai mana pilihan terbaik antara E-commerce dan marketplace. Pada akhirnya, semua bergantung pada Anda sebagai penjual. Lebih mempercayai marketplace atau e-commerce. Anda-pun dapat mengkombinasikan keduanya selama mampu mengaturnya dalam waktu yang bersamaan. Yang terpenting, selalu perhatikan brand awareness dan brand awareness produk-produk Anda.

Online Shopping, Cara Lampaui Target Bisnis Di Tengah Pandemi

Sadar ataupun tidak, pandemi Covid-19 telah membawa banyak perubahan pada segala sektor kehidupan, utamanya sektor bisnis dan ekonomi. Pandemi yang terjadi berhasil mengubah peta perdagangan dunia sekaligus membuat proses bisnis terhambat. Agar tetap bertahan setelah terhantam pandemi, perusahaan harus mampu beradaptasi secara aktif. Salah satunya adalah mengubah poros penjualannya menjadi toko online atau yang selanjutnya terkenal dengan istilah online shopping. Hal ini menjadi solusi praktis atas sulitnya pertemuan pemilik bisnis dengan konsumen. Online Shopping adalah cara baru lampaui target bisnis di tengah gelapnya pandemi.

Sekarang ini, dunia bisnis harus mampu merespons perubahan yang terjadi secara real-time, tetap mempertahankan hubungannya dengan konsumen, serta menjaga keberlangsungan bisnisnya. Dengan tuntutan yang begitu besar, hanya perusahaan yang sudah terintegrasi digital yang akan mampu bertahan. Digitalisasi bisnis adalah kunci memperkuat brand agar tetap memiliki tempat pada hati konsumen. Hal itu akan secara langsung berdampak pada penjualan dan pendapatan perusahaan.

Transformasi proses pemasaran dan penjualan dalam online shopping menyangkut berbagai hal, seperti marketing skala besar, mitra terintegrasi, koneksi penjualan yang mendalam serta pemasaran berbasis akun. Dengan online shopping, perusahaan akan mampu menjalankan ekspansi cakupan bahkan tanpa bertatap muka sekalipun. Hal ini jauh lebih efektif dan mudah daripada bisnis tradisional yang mengandalkan pertemuan dan komunikasi langsung. Selama perusahaan masih mengandalkan sistem bisnis seperti itu, perusahaan akan terperosok dalam jurang kegagalan. Berbalik dengan bisnis dengan online shopping yang mentereng melompati target bisnisnya.

Online Shop atau toko online adalah sebuah transaksi penjualan barang maupun jasa melalui internet. Transaksi dalam online shop langsung menghubungkan penjual dengan pembeli. Dalam online shopping penjual dan pembeli tak perlu melakukan kontak fisik. Penjual akan memberikan katalog produk dalam bentuk digital dalam bentuk gambar atau video saja.

Sebelum memulai toko online, baiknya Anda mengetahui jenis-jenis platform penjualan dalam dunia maya. Terdapat dua pilihan toko online yang dapat Anda pilih. Keduanya memiliki karakteristik yang berbeda pula. Anda harus menentukan mana jenis yang tepat untuk menyokong proses bisnis yang perusahaan telah sepakati

Marketplace

Marketplace adalah suatu website yang menjadi perantara penjual dengan pembeli. AliBaba, Amazon dan eBay adalah beberapa contoh marketplace raksasa dunia. Marketplace memiliki pola kerja yang sama seperti pasar tradisional. Marketplace akan menyediakan tempat bagi penjual yang ingin membuka toko pada website mereka. Saat calon pembeli yang mencari suatu barang, Marketplace akan menampilkan barang yang sesuai dengan kata kunci yang diberikan. Sama halnya dengan pasar tradisional, dalam marketplace terdapat ratusan bahkan ribuan toko yang menjual barang yang sama. Persaingan akan cukup berat ketika terdapat toko yang merupakan tangan pertama pembuat produk, mengingat pasti mereka memiliki harga yang paling miring daripada toko lainnya.

E-Commerce

E-Commerce adalah suatu website yang khusus menjual produk pemilik website. Berbeda dengan marketplace, dalam e-commerce Anda tidak perlu bersusah payah menekan keuntungan demi harga paling miring karena website ini sepenuhnya milik Anda, tidak ada penjual lain yang akan mengganggu. Transaksi dalam e-commerce berjalan secara otomatis menggunakan shopping cart dan payment gateway.

Lalu mana yang paling baik? Sesuaikan dengan tujuan dan target bisnis Anda. Namun jika Anda masih kesulitan memilih, ada baiknya Anda membaca artikel ini.

Nah itulah sedikit ulasan mengenai Online Shopping, Cara Lampaui Target Bisnis Di Tengah Pandemi

Digitalisasi Perusahaan, Seberapa Penting?

Sumber : Pribadi

Revolusi industri 4.0 membawa banyak perubahan dalam berbagai sektor kehidupan, tak terkecuali dalam bidang ekonomi. Revolusi yang terjadi membuka dunia baru perusahaan, dunia baru yang serba digital. Dunia baru ini membawa digitalisasi sistem bisnis dalam daftar kepentingan mendesak yang harus segera direalisasikan. Digitalisasi perusahaan akan membuat proses bisnis berjalan dalam lingkup maya. Dengan konsep ini, pekerjaan setiap lini perusahaan berjalan everytime dan everywhere . Namun sebenarnya, seberapa penting digitalisasi bagi perusahaan?

Bringing Your Company Into Next Level

Digitalisasi terdengar seperti sesuatu yang “keren” untuk dilakukan. Digitalisasi adalah bentuk revolusi dalam dunia bisnis yang saat ini sedang terjadi. Revolusi ini akan membuat perusahaan bergerak dari analog ke digital, mengintegrasikan teknologi dalam segala pekerjaan. Dalam praktiknya, digitalisasi bukan hanya tentang inovasi dan teknologi untuk perusahaan, melainkan bagaimana teknologi digital ini akan berjalan. Apakah penggunaan teknologi ini akan mudah atau justru sebaliknya? Apakah penggunannya memberikan manfaat bagi perusahaan? Hingga akhirnya bermuara pada seberapa banyak keuntungan digitalisasi bagi perusahaan?

Jika perusahaan masih harus melakukan tugas secara berulang-ulang setelah beberapa kali melakukan input dan atau output, proses yang berjalan bukanlah proses terbaik yang dapat perusahaan usahakan. Dengan proses ini karyawan tidak bekerja dengan cara paling optimal yang tersedia. Proses seperti ini tidak sepenuhnya salah, tetapi perusahaan yang berorientasi pada hasil akan memilih cara yang lebih ‘cerdas’ dari ini.

Digitalisasi akan ‘sedikit’ merombak struktur dan strategic positioning perusahaan. Transformasi ini kemudian akan merambah ke semua level perusahaan seperti  tugas, aktivitas, dan proses manajemen perkantoran. Menariknya, digitalisasi dapat membuat sebuah proses yang awalnya menjadi tanggung jawab sekelompok orang menjadi satu orang saja. Digitalisasi akan meningkatkan pemberdayaan karyawan perusahaan.

Langkah Awal Untuk Berubah

Perlu diketahui, digitalisasi sebuah “back-end” bisnis lebih berdampak fisik daripada digitalisasi “front-end” yang langsung bertatap muka dengan konsumen. Tanpa pengaturan bisnis “back-end” yang baik, komunikasi dengan konsumen akan berantakan. Beberapa aktivitas “back-end” yang harus bertrangsformasi ke dunia digital adalah manajemen SDM, pengarsipan surat, dan penyimpanan database. Menurut World Economic Forum, perusahaan yang melakukan digitalisasi pada “back-end” terbukti memiliki nilai margin yang lebih besar daripada perusahaan yang hanya melakukan digitalisasi pada “front end” mereka saja.  

Digitalisasi akan membuat proses kerja lebih cepat. Misal dalam sistem bisnis saat ini, perusahaan masih harus berurusan dengan administrasi pelaporan setiap harinya. Jika administrasi ini tidak berjalan dengan baik dan terstruktur, akan timbul banyak hal yang menghambat jalannya proses bisnis perusahan. Namun, sekali perusahaan memutuskan untuk bertransformasi ke dunia digital, hal-hal menyebalkan ini tak akan terjadi. Pelaporan akan selesai dalam sekejab dan lebih terstruktur. Perusahaan juga tidak perlu khawatir laporan akan hilang atau cacat sebab segalanya akan tersimpan pada cloud storage.  Dengan demikian, target bisnis akan tercapai dengan mudah, dan bahkan bukan tidak mungkin perusahaan melompati target bisnisnya.

Sejalan dengan konsep paperless, digitalisasi akan membuat cost perusahaan berkurang drastis. Dana untuk mencetak laporan tidak lagi , termasuk dana pengadaan kertas, printer, dan kebutuhan pelaporan lain. Dana ini tentu dapat dialihkan untuk kebutuhan yang menunjang kegiatan kantor. Format laporan digital ini juga membuat penyebaran informasi lebih cepat dan menyeluruh.

Perombakan arsitektur dan platform yang mendukung proses bisnis harus segera dilakukan. Digitalisasi akan ‘sedikit’ merombak struktur dan strategic positioning perusahaan. Transformasi ini kemudian akan merambah ke semua level perusahaan seperti  tugas, aktivitas, dan proses manajemen perkantoran. Digitalisasi akan meningkatkan pemberdayaan karyawan perusahaan. Menariknya lagi, dengan digitalisasi pekerjaan sekelompok karyawan dapat berubah menjadi pekerjaan seorang karyawan saja. Tidak hanya itu, karyawan inipun dapat bekerja everytime everywhere. Efektivitas dan efisiensi-pun akan tercapai dengan mudah.

Perusahaan harus secara konstan melakukan mendorong langkah peningkatan derajatnya. Dengan digitalisasi, perusahaan akan mampu berubah dan mengembangkan pada tiap levelnya melalui teknologi sehingga mencapai hasil terbaik.

Digitalisasi adalah nyawa,  proses bisnis adalah raga. Tanpa digitalisasi, proses bisnis hanya seperti tubuh kosong yang mengikuti angin. Berjalan tanpa arah tujuan yang jelas.