Sebelum kita mulai, kamu perlu memahami apa perbedaan Programmer dan Developer. Karena masih banyak yang beranggapan bahwa programmer dan developer memiliki tingkat pekerjaan yang sama. Kira-kira bener nggak ya??
Programmer
Programmer merupakan seseorang yang mampu menyelesaikan masalah dengan menggunakan bahasa pemrograman. Seorang Programmer paling tidak memiliki satu bahasa pemrograman untuk dijadikan senjata dalam menyelesaikan sebuah project. Biasanya para programmer merupakan single fighter dan bekerja sendiri.
Developer
Sedangkan Developer merupakan programmer yang tidak hanya memiliki kemampuan coding, tapi juga mereka yang memiliki paket lengkap untuk membuat produk. Seperti yang kita ketahui, untuk pembuatan sebuah produk software atau yang berhubungan dengan Teknologi Informasi tidak hanya mengandalkan skill koding saja, namun hal-hal lain dalam proses pembuatannya seperti kinerja, maintenance, security dan lain sebagainya.
Berbeda dengan programmer yang biasanya hanya menguasai satu bahasa pemrograman saja, Developer dituntut untuk dapat menggunakan banyak sistem dan banyak bahasa. Selain bekerja dengan tim, Developer adalah tipe orang yang mampu berkomunikasi dengan baik untuk menyelaraskan produk yang akan di buat.
Jadi, inti nya, programmer bisa dikatakan seorang penyelesai masalah dan Developer bisa dikatakan seorang yang tidak hanya menyelesaikan masalah namun punya kinerja yang terstruktur dan disiplin.
Cara menjadi Developer Professional
Nah, untuk menjadi developer professional tentu kamu harus mengetahui batas kemampuan mu terlebih dahulu. Dengan menetapkan batas itu, kamu akan lebih mudah menerapkan kebiasaan-kebiasaan ini. Berikut kebiasaan yang harus diterapkan untuk menjadi programmer professional,
1. Coding terus dan terus
Sempatkan waktu untuk mengasah kemampuan coding mu setiap hari. Ingat ya… SETIAP HARI!. Tak masalah mengasah dengan bahasa pemrograman apa dan project apa. Kamu bisa buka visual studio code dimanapun kamu berada, baik di rumah, cafe maupun di tempat kencan. Kenapa? biasanya ketika kita skip koding saat weekend, pada hari senin nya kamu akan merasa lemot untuk memulainya kembali. Apalagi jika kamu skip koding karena sedang cuti selama 1 minggu. Kamu akan merasa seperti orang yang tak tahu arah, bengong kesana kemari mencari alamat. Untuk itu sangat penting mengasah atau me refresh skill koding mu setiap hari untuk menjaga Flow, momentum dan disiplin dalam ber koding.
(Tips : Gunakan GitHub agar profilmu terlihat keren)
2. Mencoba Sesuatu yang baru
Halahh, koding pakai bahasa yang dikuasai aja jatuh bangun, apalagi disuruh coba sesuatu yang baru. Eiitsss, itu merupakan mindset yang kurang pro ya guys. Untuk permulaan, tak harus belajar bahasa pemrograman baru. Kamu bisa mencoba mengganti editor baru atau OS baru. Misalkan, ketika kamu terbiasa menggunakan VS Code, coba bulan ini kamu menggunakan android studio, atau kamu kamu yang terbiasa menggunakan Mac Os bisa menginstal OS ubuntu. Tantangan ini yang nantinya akan menjadi batu loncatan untuk berfikir out of the box dan menambah tingkat professionalitas kamu.
3. Menerapkan Pradigma di setiap aspek
Kamu pasti punya senjata untuk mengerjakan project agar hasil yang didapatkan sesuai dan cepat. Namun, gimana kalau senjatamu tidak bisa digunakan untuk bahasa pemrograman lain? atau teknik yang biasanya kamu gunakan di bahasa tertentu tidak bekerja jika diterapkan ke bahasa yang lain?. Berkaitan dengan tips nomor 2, kamu akan terbiasa menyelesaikan suatu masalah tidak dengan satu jalan saja. Kamu akan berlatih untuk memecahkan masalah dengan berbagai macam solusi. Jadi, ketika cara biasa tidak berhasil, kamu akan terbiasa mencari solusi lain untuk memecahkan nya. Sehingga untuk project selanjutnya, kamu akan mempunyai perpustakaan solusi untuk project kamu.
Itulah kebiasaan-kebiasaan yang bisa bikin kamu jadi developer professional. amati ilmu-ilmu mengenai proses pembuatan produk secara terstruktur maka, kamu akan satu level lebih tinggi dibandingkan hanya sebagai pemecah masalah saja.
Kenapa Javascript Hal Wajib bagi Developer? – Hai Sobat Tekno! Bagi kamu seorang developer, pastinya tidak asing dong dengan bahasa pemrograman yang bernama javascript?. Begitu banyaknya hal yang bisa kamu buat dengan bahasa ini seperti membuat website, aplikasi desktop, aplikasi mobile sampai pembuatan game.
Dipakai Perusahaan Top Global
Umumnya, penggunaan JavaScript ini banyak digunakan untuk membuat website agar lebih interaktif. Kelebihan ini, dimanfaatkan oleh banyak perusahaan papan atas seperti Facebook, Google, Linkedin dan lain lain untuk mempercantik website nya.
Yuk, kita kenalan dulu dengan Javascript.
Apa itu Javascript?
Javascript merupakan bahasa pemrograman yang dikembangkan oleh Brandan Eich. Bahasa ini di launching pada tahun 1995.
Jika kamu membuat website menggunakan HTML dan CSS, kamu perlu penggunaan Javascript untuk meningkatkan fungsionalitas website. Hal ini diibaratkan seperti nyawa nya, sehingga website kamu akan lebih hidup dan berfungsi dengan semestinya.
Fungsi Javascript
Nah, sekarang kita list yuk, apa saja fungsi dari Javascript untuk membantu kamu bekerja di dunia pemrograman.
1. Website Menarik dan Interaktif
Salah satu keunggulan Javascript untuk membuat website yang menarik adalah karena user experience yang diberikan. Tak cukup menggunakan HTML dan CSS, kamu perlu memasukkan Javascript untuk membuat visualisasi seperti animasi, sehingga user mendapatkan pengalaman yang menyenangkan ketika mengunjungi website kamu
2. Efisiensi Web Developer
Framework Frontend yang merupakan turunan dari seperti Node JS, React JS maupun Vue JS sangat berguna untuk efisiensi pembuatan website, dengan menggunakan Framework tersebut, kamu hanya perlu memanggil nya dan tidak perlu menulis kode dari nol.
Dalam implementasinya, developer dapat memanggil komponen sebelumnya, sehingga kamu tidak perlu membuat tampilan UI dari awal. Dari segi Backend seperti Node JS, memiliki kelebihan yang dapat mengurangi respon time pada server,karena mempunyai sifat single thread dan memiliki arsitektur yang bersifat non blocking.
3. Web Server
Jika kamu ingin membangun web server atau membangun backend sebuah website atau mobile apps, kamu bisa memanfaatkan Javascript. Contohnya adalah Node JS, dimana Node JS ini merupakan salah satu Framework yang banyak digunakan perusahaan Top Global seperti Linkedin, Netflix, Paypal bahkan sekelas NASA.
Web Server sangat bergantung dengan infrastuktur Backend. Sehingga ketika Backend kita sudah Efisien, maka akan menghemat waktu dalam impllementasinya.
4. Game Berbasis Web
Kamu tahu Flappy Bird? Flappy Bird merupakan game browser yang dikembangkan menggunakan HTML dan Javascript. Penggunaan nya menggunakan Playground JS Quintus, dan lain lain.
5. Aplikasi Desktop
Proton Native merupakan Framework dasar yang dipakai untuk mengembangkan Aplikasi Desktop. Dengan Framework ini kamu bisa membuat berbagai macam kode di Sistem Operasi yang berbeda.
6. Aplikasi Mobile
Selain bisa untuk pengembangan aplikasi Desktop, Bahasa ini juga kuat dalam pengembangan aplikasi mobile. Eksekusinya developer cukup membuat satu kode saja untuk membuild aplikasi ke Android maupun IOS.
Yang biasa digunakan adalah React Native, Cordova dan Titanium. Dibandingkan dengan Kotlin dan Swift yang hanya digunakan untuk mengembangkan salah satu sistem operasi seperti android dan IOS saja, React bisa diaplikasikan untuk keduanya dengan sekali tulis.
Cukup banyak website di dunia yang menggunakan PHP. Website seperti Wikipedia dan WordPress pun juga menggunakan PHP. Tidak salah jika PHP menjadi salah satu bahasa pemrograman yang cukup populer.
Dengan kepopuleran PHP, maka semakin banyak PHP Developer yang dicari oleh perusahaan. Ngomong-ngomong soal PHP Developer, apakah kalian sudah mengenal PHP Developer? Kalau belum tau, simak penjelasan berikut ini.
PHP Developer
Mengutip dari laman niagahoster PHP Developer adalah seorang developer yang menguasai bahasa pemrograman PHP serta bertanggung jawab dalam pengembangan website. Seorang PHP developer memang akan fokus pada kinerja server dan keamanan serta pengelolaan databasenya.
Pada praktiknya, seorang PHP Developer akan lebih banyak bekerja dalam sebuah tim web development. Baik saat melakukan perancangan website atau saat mengatasi error yang tiba-tiba muncul.
Seorang PHP Developer harus mempunyai pengetahuan tentang eksploitasi PHP dan web server. Selain itu juga harus memahami prinsip-prinsip desain di balik aplikasi, memahami otentikasi pengguna dan otorisasi antara beberapa sistem, server, dan lingkungan.
Developer Juga Harus Memiliki Soft Skill – Hai, Sobat Tekno, apakah kamu merupakan seorang developer? Jika benar, maka tepat sekali kamu berada di sini.
Menjadi seorang developer memang haruslah memiliki hard skill, yang dimaksud hard skill di sini adalah skill programming. Namun, untuk menjadi seorang developer yang sukses juga tidak bisa hanya mengandalkan skill programming saja.
Tidak sedikit seseorang sudah menguasai skill programming, namun gagal meraih kesuksesan lantaran mereka kesulitan dalam berkomunikasi dengan klien. Tak jarang seorang programmer juga jarang bersosialisasi, karena pekerjaannya yang memang sering di depan komputer.
Maka, untuk menjadi seorang developer yang sukses, tidak bisa hanya mengandalkan skill programming saja, tetapi juga harus memiliki soft skill. Karena tak jarang perusahaan lebih mempertimbangkan merekrut seorang developer yang memiliki soft skill yang baik.
Lalu, apa saja soft skill yang harus dimiliki oleh seorang developer? Selengkapnya kamu bisa simak di bawah ini.
Soft Skill Yang Harus Dimiliki Seorang Developer
Komunikasi
Yang pertama tentunya ada komunikasi. Tak hanya berlaku untuk seseorang yang bekerja sebagai developer saja, komunikasi memang menjadi salah satu soft skill yang harus dimiliki setiap orang.
Seorang developer juga pastinya tidak akan bekerja sendirian, pasti memiliki sebuah tim. Untuk menyelesaikan sebuah project tentunya harus bisa berkomunikasi dengan baik dan efektif, karena pasti dalam setiap tim memiliki pengalaman yang berbeda-beda.
Jika tidak ada komunikasi yang baik, maka project yang dikerjakan tidak akan maksimal, karena pasti ada yang menganggap dirinya dapat bekerja sendiri bermodalkan pengalaman yang ia miliki.
Empati
Sebagai seorang developer perangkat lunak, harus memiliki sifat empati untuk mengetahui tujuan produk. Seorang developer yang baik, harus peduli dengan tujuan mereka membangun sebuah aplikasi untuk apa, dan mereka berusaha memahami orang yang mereka bantu.
Dengan memahami perilaku dan perasaan pengguna, kita juga dapat membangun produk yang benar-benar akan mereka gunakan sebagaimana maksud dan tujuan produk kita. Bahkan, sebagai pengembang dalam tim, memahami dan menerima pendapat dari rekan satu tim untuk peningkatan produk secara keseluruhan.
Kreativitas
Seorang developer juga harus memiliki kreativitas yang tinggi. Misalnya ketika dia sedang mengerjakan project dan mendapatkan masalah, mereka dapat berpikir pasti ada solusinya. Ketika memang tidak ada solusi, maka mereka tidak akan takut untuk melakukan brainstorming untuk menemukan solusi baru.
Rasa Keingintahuan Yang Tinggi
Seorang developer perangkat lunak juga harus mempunyai rasa keingintahuan yang tinggi. Maksudnya adalah mereka harus memiliki keinginan untuk mempelajari hal-hal yang baru. Jika kita hanya puas dengan apa yang kita miliki saat ini, maka kita tidak akan berkembang. Karena teknologi akan terus berkembang dan tentunya banyak hal baru yang harus dipelajari agar tidak tertinggal.
Itulah setidaknya beberapa soft skill yang harus dimiliki oleh developer perangkat lunak.
Skill Set jika ingin menjadi fullstack developer zaman now – Hello guys, Sebagai developer tentunya kita sering kali mendengar kata-kata fullstack developer, bukan? Perusahaan IT maupun bukan IT tidak jarang melukan rekruitmen untuk software developer, berposisikan sebagai fullstack developer. Sebenarnya apa sih fullstack developer itu? Apakah kalian termasuk fullstack developer?
Simak gambar berikut guys, dikutip dari https://www.cybercoders.com/. Sudah siap kan, kalian jadi fullstack developer? Ckkk. Btw tidak usah berkecil hati jika kalian belum menguasai sebagian skill set di atas, atau mungkin seluruhnya, wkkkk. Jika kalian belum mengusai sebagian skill set yang ada diatas, artinya masih banyak tantangan di hari esok yang kalian hadapi.
Oke guys, tidak perlu berpanjang lebar, kita breakdown, point-point dari gambar diatas agar kalian akan lebih mudah untuk memahaminya.
Front End
Sebenarnya front end ini bisa macem-macem guys. Mobile app bisa dibilang juga front end, begitupun desktop apps, jika aplikasi berbasi client-server, dengan backend berupa web service yang berjalan untuk mengambil data dari frontend.
– Front End Development
Namun frontend yang dimaksud pada gambar lebih spesifik ke frontend (web) development. Sedangkan front end mobile kita bahas secara terpisah. Sedangkan desktop app, tidak ada digambar karena di zaman now, desktop app telah banyak berevolusi ke web app.
– HTML, CSS dan Javascript
Untuk pelajaran basic yang kita harus kuasai adalah belajar html, css, javascript, karena ini berkaitan dengan User Interface atau tampilan buka sebuah web ketika diakses. Setelah kalian memahami basic, kalian bisa melanjutkan ke framework css yang biasa orang gunakan seperti Bootstrap, Materialize dsb. Dengan framework kalian tidak perlu lagi membuat css sendiri dari awal, kalian tinggal memakainya saja.
Begitupulan dengan javascript, kalian bisa menggunakan framework atau library yang sudah ada, sehingga tinggal memkainya saja, agar coding kalian lebih teratur dan mudah untuk dimaintenance. Ada 3 framework populer yang biasa orang pakai, terlebih jika aplikasi web yang dikembangkan ini model SPA (Single Page Application), yakni React, Vue & Angular.
Back End
Perbedaan antara backend dan frontend adalah bagaimana bahasa pemrograman tersebut berjalan, jika frontend berjalan di sisi client, maka backend berjalan di sisi server. Banyak sekali bahasa pemrograman atau framework yang di kembangkan dari bahas tertentu digunakan sebagai backend.
Back End Language
Sebagai contoh bahasa pemrograman yang biasa digunakan untuk backend adalah PHP, Java, Phyton, Golang, Nodejs, dsb. Kalian bisa menggunakan bahasa pemrograman yang kalian kuasai untuk mengembangkan aplikasi di sisi server. Setiap bahasa memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Back End Framework
Setiap bahasa biasanya juga memiliki framework yang telah umum digunakan banyak orang, seperti di Java ada spring, di PHP ada laravel, yii, CI, symfoni, di Nodejs ada express, dsb.
Database
Database Relasional
Pada umumnya Aplikasi yang dikembangkan memiliki tempat penyimpanan yang disebut database, karena jika aplikasi digunakan data yang telah diinput oleh pengguna seharusnya dapat disimpan dan suatu saat jika kita menginginkan untuk membukanya kembali harus dapat digunakan kembali. Database ada bermacam-macam, ada jenis database relasional seperti mysql, postgres, sql server, dsb.
Database NoSql
Ada pula jenis database yang NoSql seperti mongodb, couchdb, Cassandra, dsb. Kalian bisa menggunkan database sesuai yang kalian kuasai, juga sesuai dengan kondisi aplikasi yang dikembangkan. Database NoSql biasanya digunakan untuk data yang sifatnya memudahkan untuk indexing, sehingga ketika pengguna melakukan pencarian tidaklah membutuhkan waktu yang lama.
Message Broker
Selain kedua jenis database tersebut, kalaian juga perlu memahami apa yang disebut message queue atau message broker. Perbedaan antara message broker / queue dan database adalah tipikal cara mendapatkan datanya. Jika database kita akan mendapatkan data, ketika melakukan query, jika message broker atau message queue sifatnya lebih pada publish and subscribe. Jadi aplikasi akan melakukan subscribe, jika ada pesan, maka data tersebut baru akan didapatkan. sedangkan publisher adalah sebagai trigger untuk mengirim pesan ke message broker.
DevOps
Aplikasi yang kalian kembangkan tentu saja tidak hanya dijalankan di lokal saja, namun harus kita upload ke server agar pengguna juga bisa menjalankanya. Jika itu aplikasi mobile brarti juga harus diupload ke store app. Nah salah satu kemampuan yang kalian butuhkan untuk memastikan bahwa aplikasi kalian dapat di deliverykan ke client dengan cepat, tepat dan efektif juga aplikasi kalian dapat dipastikan berjalan baik-baik saja dimanapun dia berada, baik di lokal, di server testing maupun production maka kalian perlu menguasi skill yang dinamakan DevOps ini. DevOps dari kata Development & Operation. Development berarti pengembangan dan Operation berarti Pengopersian.
Infrastruktur Devops
Mulai dari infrastruktur yang akan dipakai, kalian harus memahami arsitektur aplikasi yang kalian kembangkan. Anda bisa memilih provider yang sesuai dengan kebutuhan aplikasi yang kalian gunakan. jika aplikasi kalian berjalan hanya butuh shared hosting dengan space yang terbatas, maka cukup web hosting sebagai layanan yang harus kalian bayar.
Jika aplikasi membutuhkan dedicated resource, maka kalian bisa menyewa VPS (Virtual Private Server) atau Dedicated server. Dan jika kalian menyewa VPS, kalian harus bisa mensetup VPS tersebut. Jaman sekarang mensetup Infrastruktur tidaklah sesulit jaman dulu, banyak provider yang telah mengemas setup ke dalam User Interface di dalam Admin Panel.
Kalian juga bisa menggunakan teknologi automation yang dinamakan Infrastructure As A Code. Kalian bisa mensetup Infra hanya dengan Code-code, Infra As A Code ini contohnya Ansible, Chef, Pupet.
Monolitik ke Microservice
Jika aplikasi kalian telah berkembang dan kemudian besar, sehingga kalian harus mengubah arsitektur dari monolitik ke microservices. Aplikasi akan dipecah-pecah menjadi service kecil-kecil yang berjalan dan terintegrasi satu sama lain. Untuk menjalankan microserivces biasanya single server saja tidak cukup, jika kita hanya mengandalkan single server yang storage dan resourcenya terbatas, akan menjadi sulit jika suatu saat akan melakukan scaling terhadap aplikasi kita.
Vertical & Horizontal Scalling
Untuk menscaling suatu aplikasi kita bisa menggunakan cara vertical scaling atau horizontal scaling, vertikal artinya menambah resource pada server misal CPU yang kita gunakan awalnya 4 Giga, kita scaling menjadi 8 Giga. Sedangkan Horizontal Scaling menggandakan aplikasi menjadi beberapa, sehingga ketika diakses server akan membagi permintaan tersebut agar diproses oleh aplikasi kecil-kecil tersebut.
Docker
Nah jaman sekarang biasanya orang mengemas aplikasi dalam sebuah container. Tools yang terkenal disebut docker. Docker merupakan sebuah teknologi virtualisasi yang terkenal dan digunakan banyak orang, karena lebih ringan, sehingga lebih cocok digunakan untuk mengembangkan aplikasi yang memiliki arsitektur microservices.
Tools Tambahan
Selain memilih provider, kalian juga harus menguasai tools-tools automation untuk deployment aplikasi kalian ke berbagai environment. Kalian harus memastikan proses deployment yang dilakukan dilakukan secara efektif. Untuk itu kalian membutuhkan tools-tools semacam Jenkins, Circle Ci, Gitlab Ci, dsb. Tools2 tersebut biasanya digunakan bersama source repository tempat dimana source code tersimpan dengan teknologi version control.
Mobile App
Selayaknya front end web, front end mobile juga memiliki bahasa khusus untuk membuat User Interface. Di Android biasa menggunakan Java/Kotlin. Di Ios bisa menggunakan Swift atau Objective-C. Bahas Pemrograman tersebut memang dikhusukan untuk platform Mobile. Namun seiring berkembangnya teknologi, sekarang banyak seklai orang membuat applikasi mobile dengan Hybrid. Tentu saja memiliki permorma yang berbeda dengan aplikasi native. Aplikasi ini dikembangkan dengan bahasa pemrogrman lain yang kemudian yang ditransformasikan menjadi kode native pada Android/Ios. Aplikasi Hybrid yang popular seperti React Native, Ionic, Flutter.
Progressive Web Apps (PWA)
Disamping Native & Hybrid dalam pengembangan ada juga teknologi yang dinamai PWA (Progressive Web Apps). PWA ini sebenarnya adalah aplikasi web, namun serasa seperti aplikasi native. Mengapa sperti native? AKrena applikasi PWA harus memenuhi syarat responsif & menggunkana teknologi SPA (Single Page Application). Dengan teknologi SPA, memungkinkan semua assets dapat diunduh sekali akses, kemudian assets2 tersebut akan diolah dalam sebuah sebuah service worker, sehingga ketika kita dalam keadaan offline masih dapat membuka applikasi tersebut.
Kesimpulan
Nah gimana guys, masih berminat untuk menjadi fullstack developer? saya yakin kalian adalah orang yang pantang menyerah, So tidak ada salahnya mencoba satu-satu skillset tersebut. Good Luck.
Kami menggunakan cookie untuk memastikan bahwa kami memberi Anda pengalaman terbaik di situs web kami. Jika Anda terus menggunakan situs ini, kami menganggap Anda puas dengan situs ini.Ok