Cara Instal React JS – Hai, Sobat Tekno, pada artikel sebelumnya telah dibahas tentang pengenalan React JS berupa pengertian dan dasar-dasar dari React JS. Nah, pada artikel kali ini akan melanjutkan pembahasan tentang React JS, termasuk cara instal React JS.
Sebelumnya, kami akan mengulas sedikit tentang artikel Mengenal React JS: Pengertian dan Dasar. Secara garis besar, React JS dapat memberi kemudahan bagi seorang programmer, baik itu pemula maupun yang sudah profesional.
Memberi kemudahan, dalam arti programmer dapat mengembangkan (develop) aplikasi dengan cepat serta mudah untuk digunakan. Selain itu, dengan adanya react native yang dapat membantu untuk mengembangkan aplikasi berbasis Android maupun IOS hanya dengan satu code block menggunakan bahasa JavaScript.
Beberapa kelebihan dari React Native sendiri sudah bisa menjadi alasan untuk memilih menggunakan React JS. Dengan menggunakan kombinasi yang tepat, kamu tidak perlu bingung untuk membuat aplikasi. Sebab fitur-fitur yang ada sudah dirancang khusus, bahkan untuk aplikasi yang sangat kompleks.
Untuk itu, kami akan membahas tentang cara untuk menginstal React JS, silakan simak cara instal React JS dibawah ini.
Cara Instal React JS
Pertama-tama kamu harus mengunduh dan menginstal Node JS melalui link berikut https://nodejs.org/en/download/ (sesuaikan dengan OS komputer kamu)
Setelah itu, buat folder baru untuk instalasi react
Kemudian buka command prompt (CMD), lalu ketik: npm -v
Setelah itu, masuk ke folder instalasi react yang sudah dibuat, kemudian ketik: d: cd React-js (Kamu bisa mengganti nama “React-js” dengan nama folder yang kamu buat sebelumnya)
Kemudian Instal React dengan mengetik kode: npm install -g create-react-app
Untuk mengecek proses instalasinya, bisa dilakukan dengan mengetik: create-react-app –version
Jika proses instalasi sudah selesai, kamu bisa membuat project React JS pertamamu. Caranya, ketik: create-react-app web-react-baru (Kamu bisa mengganti nama project “web-react-baru” dengan nama project yang lain) cd web-react-baru npm start
Setelah proses pembuatan project selesai, kemudian akan muncul halaman web yang terbuka otomatis dengan alamat localhost:3000
Jika kamu menemukan pesan error, ketik kode berikut di CMD: npm install npm start
Itulah cara instal React JS hingga tahap pembuatan project pertama di React JS. Semoga dapat membantu kamu saat menginstal React JS.
Web Developer vs Web Designer – Hai Sobat Tekno, apakah kalian pernah mendengar yang namanya web developer? atau web designer? apakah keduanya sama?.
Ya, meskipun kedua profesi tersebut sama-sama membangun sebuah website, tapi sebenarnya keduanya memiliki perbedaan. Mungkin kalian sudah pernah mendengar kedua profesi tersebut meskipun hanya sekedar tahu saja.
Saat ini banyak perusahaan yang membutuhkan jasa dari keduanya untuk membangun dan mengoptimasi website mereka agar kinerja dan tampilan website sedap dipandang oleh user.
Nah, pada artikel kali ini kami akan membahas tentang Web Developer vs Web Designer atau lebih membahas tentang pengertian serta perbedaan dari keduanya. Maka dari itu simak penjelasannya di bawah ini ya.
Web Developer
Pada dasarnya web developer bertugas untuk membuat website agar berfungsi dengan baik. Nah, untuk menjadi Web Developer harus memahami berbagai macam pondasi untuk membangun website, seperti bahasa pemrograman, coding, database, domain dan lain-lain.
Web Developer harus bisa memastikan bahwa database aman, harus paham tentang HTML dan JavaScript agar website mudah digunakan oleh user dan dapat memastikan website dapat berjalan dengan optimal.
Web Developer lebih berfokus dalam membangun website dari dalam. Terdapat juga beberapa jenis pekerjaan sebagai Web Developer, seperti full stack developer, front-end developer, back-end developer, serta JavaScript developer.
Web Designer
Jika Web Developer lebih fokus dalam pembangunan website dari dalam, lain halnya dengan seorang Web Designer yang lebih fokus bertugas dalam mempercantik tampilan website. Web designer bertanggung jawab untuk merancang tata letak, tampilan visual, serta fitur-fitur dari sebuah situs.
Web Designer tidak dituntut untuk memahami bahasa pemrograman. Karena Web Designer lebih fokus terhadap tata letak atau tampilan website agar lebih sedap dipandang oleh user.
Seorang Web Designer malah lebih sering bertemu dengan tools untuk design seperti Adobe Photoshop, Sketch, ataupun Figma. Web Designer juga memiliki beragam jenis profesi, seperti UX designer dan UI designer.
Setelah memahami pengertian dari Web Developer dan Web Designer, kali ini kita akan membahas tentang perbedaan dari kedua profesi tersebut.
Tugas dan Tanggung Jawab
Tugas dari seorang Web Developer adalah untuk mengoptimasi website, sedangkan tugas dari Web Designer untuk mempercantik tampilan website. Kedua profesi tersebut sama-sama bertanggung jawab dalam pembuatan website agar tampilan sedap dipandang dan optimal ketika dioperasikan oleh user.
Skill
Dari segi skill, sebagai Web developer harus memiliki skill bahasa pemrograman, seperti HTML, JavaScript, PHP dan lain-lain. Sedangkan untuk seorang Web Designer harus memiliki skill dalam mendesain UI dan UX. Web designer memang tidak dituntut untuk memahami bahasa pemrograman, namun setidaknya harus tahu tentang dasar HTML.
Tools
Tools yang digunakan, web developer cenderung menggunakan tools untuk coding, seperti Sublime Text atau VSCode serta tools untuk database seperti MySQL. Sedangkan seorang web designer cenderung menggunakan aplikasi seperti Adobe Photoshop, Sketch, dan Figma untuk mempercantik website.
Hai Sobat Tekno, pada artikel kali ini kita akan membahas tentang bahasa pemrograman. Dengan poin utamanya yaitu bahasa pemrograman mobile. Tanpa berlama-lama lagi, langsung saja simak artikelnya ya.
Mengutip dari laman Wikipedia “bahasa pemrograman merupakan suatu himpunan dari aturan sintaks dan semantik yang dipakai untuk mendefinisikan program komputer.”
Bahasa ini memungkinkan seorang programmer dapat menentukan secara persis data mana yang akan diolah oleh komputer, bagaimana data ini akan disimpan/diteruskan, dan jenis langkah apa yang akan diambil dalam berbagai situasi secara persis.
Bahasa pemrograman biasanya digunakan oleh programer untuk membuat aplikasi berbasis web dan mobile. Nah untuk pembahasan kali ini kami akan membahas tentang bahasa pemrograman mobile. Karena saat ini sudah banyak yang beralih dari aplikasi web ke aplikasi mobile dengan alasan perangkat mobile lebih mudah diakses dimanapun dan kapanpun.
Di dalam aplikasi mobile sendiri memiliki bahasa pemrograman yang berbeda-beda disesuaikan dengan platform masing-masing. Ada yang menggunakan sistem operasi Android, IOS, dan ada yang menggunakan keduanya (Cross – Platform).
Lalu apa saja 5 bahasa pemrograman mobile paling populer di tahun 2022? Simak selengkapnya di bawah ini.
Bahasa Pemrograman Mobile Populer
Berbasis Android
Java
Bahasa Pemrograman Java ini termasuk salah satu bahasa pemrograman paling populer dan juga sering digunakan dan diajarkan di kampus. Masih banyak pengembang aplikasi yang menggunakan Java karena dapat dipelajari dengan mudah.
IDE atau tools yang digunakan java ini adalah Android Studio Eclipse dan juga Visual Studio Code. Bagi para pemula untuk disarankan menggunakan java dalam mengembangkan aplikasi mobile yang berbasis android.
Kotlin
Bahasa Pemrograman Kotlin ini dari segi struktur penulisan kodenya bisa dibilang mirip dengan Java. Namun Kotlin lebih unggul dari segi kerapian penulisan kode dan lebih mudah dipahami dan sudah mendapat dukungan langsung dari Google.
IDE yang bisa digunakan ialah Intellij IDE, Eclipse, dan Android Studio. Kelebihan lain dari kotlin ini adalah dapat menggunakan library yang berasal dari java sendiri.
Mengutip dari laman sekawanmedia “Bagi anda pengguna IOS terutama IPad dan IPhone, maka Swift menjadi pilihan tepat untuk membuat perangkat lunak. Swift sendiri diperkenalkan pada tahun 2014 dan kode programnya dirilis pada tahun 2015. Perusahaan besar maupun startup membutuhkan developer khusus untuk mengerjakan IOS”.
Banyak sekali fitur – fitur baru yang tersedia bagi bahasa Swift yang telah disediakan oleh Apple. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan ekosistem dari IOS sendiri. Tools yang dapat anda gunakan adalah XCode IDE.
Cross-Platform
C#
Bahasa Pemrograman C# atau biasa disebut C Sharp merupakan bahasa pemrograman tingkat tinggi. Karena terdiri dari 60% pemrograman Java dan 40% pemrograman C++. C# ini digunakan untuk membuat aplikasi pada windows phone.
JavaScript
Bahasa pemrograman website terpopuler saat ini yaitu JavaScript ternyata bisa juga digunakan untuk membuat aplikasi android. Jika kamu sudah mempunyai basic HTML5, CSS, dan JavaScript Modern kita akan dapat dengan mudah membuat aplikasi, namun kita membutuhkan framework. Beberapa framework yang bisa kita gunakan untuk mengembangkan aplikasi android yaitu : React Native, Ionic, dan PhoneGap.
Itulah 5 bahasa pemrograman paling populer 2022. Untuk contoh aplikasinya, kamu bisa lihat aplikasi TapTap Presensi. Aplikasi tersebut menggunakan bahasa pemrograman JavaScript dengan framework React Native. Untuk kamu yang ingin mencoba aplikasi presensi digital bisa coba daftar gratis disini.
Web development semakin berkembang dari waktu ke waktu. Teknologi baru selalu bermunculan setiap harinya. Dari sisi back-end, terdapat dua bahasa pemrograman yang cukup mendominasi yaitu NodeJS dan PHP. PHP yang menjadi tulang punggung duni per-website-an diprediksi akan tergerus NodeJS yang merupakan pemain baru. Mampukah PHP tertap bertahan? Atau justru NodeJs akan berhasil menggantikan PHP?
Pembahasan ini sebenarnya cukup “keramat” untuk diperbincangkan. Meskipun, pada awal kemunculannya Javascript hanya pada sisi front end,lambat laun merambah ke back-end dan menjadi kompetitor tangguh bagi PHP. Terlebih beberapa artikel pergeseran teknologi dari PHP ke NodeJS beberapa kali ter-blow up. Bukan hanya dalam negeri, artikel seperti “Which is better for back-end – PHP or Node js?” , “Is Node js killing PHP?” atau “Is NodeJS eating PHP Market?” sering menjadi topik perbincangan developer luar negeri.
Sebagian orang akan mengganggap hal ini sebagai keuntungan. Tipe-tipe ini biasanya vendor besar yang sering mendapat ‘jatah’ project dari pemerintahan. Namun, tentu saja tidak sedikit yang akan menganggap hal ini menjadi malapetaka, karena project mereka akan otomatis berpindah tangan ke vendor yang lebih mampu. Jelas hal ini sebenarnya konsep yang salah kaprah. Jika ada teknologi baru yang lebih baik, mengapa tidak memilih yang lebih mudah?. Namun, benarkan NodeJS lebih baik dari PHP? Dan apakah PHP akan terus tergerus NodeJS? Sampai-sampai WordPresspun akan berpindah haluan ke NodeJS.
NodeJS VS PHP
PHP merupakan bahasa pemrograman paling umum yang dalam pengembangan webiste. Bahasa pemrograman ini dapat berperan sebagai compiler sekaligus interpreter. PHP pertama kali rilis pada tahun 1995. Saat ini versi terbaru PHP adalah 7.0.16 dan 7.1.2 yang resmi rilis pada tanggal 17 Februari 2017.
Nah, NodeJS sebenarnya bukan merupakan bahasa pemrograman. Jadi, salah jika seseorang mengatakan bahasa pemrograman NodeJs. NodeJS merupakan suatu framework yang akan membawa bahasa pemrograman JavaScript ke sisi back-end. Untuk dapat menggunakan NodeJs kita harus paham bahasa pemrograman.
Dari segi popularitas, NodeJS lebih unggul dari PHP. Sejak 2014 Framework NodeJS merajai kepopuleran bahasa pemrograman dengan angka 49,6% jauh melebihi PHP. Apa keuntungannya? Semakin populer suatu framework maka semakin dokumentasi akan semakin banyak. Hal ini akan mempermudah kita ketika mengalami kendala pengembangan proyek.
Sebaliknya, tingkat pengguna bahasa pemrograman PHP semakin berkurang dari waktu ke waktu. Tingkat penurunan yang terjadipun cukup signifikan yakni mencapai 7% . Di sisi lain , pengguna NodeJS meningkat tajam 18% selama 4 tahun. Dengan ini, terbukti bahwa developer-developer website mulai beralih ke NodeJS
Selama proses development, PHP memerlukan web server. Meskipun server ini merupakan bawaan, namun hal ini akan memakan banyak resource server. Penggunaan servertambahan seperti nginx tetap diperlukan untuk meningkatkan performa kecepatan PHP. Sebaliknya, NodeJS merupakan tipe single-fighter yang mampu berdiri sendiri tanpa memerlukan web server lain. NodeJS memiliki waktu eksekusi yang lebih baik dari PHP terutama dalam penambahan angka. Namun PHP memiliki waktu eksekusi yang lebih baik dalam hal operasi string, pengisian array, MySQL, dan membaca file.
Untuk kasus multi-tasking, NodeJS jauh lebih handal daripada PHP. Misal kita memiliki dua task yakni mengambil data dari database, dan menghapus file. Jika kita menggunakan PHP, proses ini akan dilakukan berurutan. Hapus file akan dilakukan setelah pengambilan data selesai. Namun, jika kita menggunakan NodeJS kedua hal ini dapat dilakukan bersamaan. Hasilnya, bisa jadi file terhapus duluan sebelum pengambilan data selesai.
Hal ini tidak berlaku untuk multithread. NodeJS menggunakan konsep single thread, artinya hanya akan ada satu proses yang berjalan sepanjang waktu, berbeda dengan PHP yang berbasis multi-threaded. Misal terdapat empat orang mengunjungi web kita. Dalam PHP, proses ini dibuat empat thread dimana setiap pengunjung dilayani oleh 1 thread khusus. Setiap thread akan diproses dengan sistem antrian seperti sebelumnya. Sedangkan di Node.js, empat pengunjung itu akan di layani oleh 1 thread saja. Thread secara bergantian berpindah dari satu proses ke proses lain tanpa harus menunggu proses yang satu selesai.
Sampai saat ini, kita belum bisa menyimpulkan bahwa NodeJS akan menggantikan PHP. Penggunaan NodeJS dan PHP sangat bergantung pada jenis aplikasi yang akan kita kembangkan. Pada akhirnya yang terjadi antara NodeJS dan PHP bukanlah kompetisi melainkan sinergi. Sebagai contoh, untuk project yang bersifat real-time, NodeJS lebih cocok untuk dipakai. Sebaliknya, tidak semua hosting mendukung NodeJs, saat itulah kita harus memilih menggunakan PHP.