DevOps Engineering Skillset (bagian 1)

DevOps Engineering Skillset (bagian 1) – Masa kini, perkembangan teknologi dalam pembuatan aplikasi dituntut untuk semakin cepat dan efektif. Salah satu sistem yang dapat mencangkupi kebutuhan tersebut salah satunya adalah DevOps. Devops merupakan prinsip yang saat ini banyak digunakan oleh banyak perusahaan papan atas seperti Amazon, Microsoft dan yang ada di Indonesia antara lain Gojek.

Jadi, Apa itu Devops? Bagaimana tugas dan skill yang harus dikuasai untuk menjadi DevOps Engineer? ayo kita simak artikel berikut ini,

Apa itu DevOps?

DevOps merupakan singkatan dari Development dan Operations. Merupakan sistem untuk menyatukan proses dan teknologi pada pembuatan aplikasi.

Dalam sebuah proyek, Development team bertugas untuk membuat aplikasi baru, baik yang benar benar baru, atau memodifikasi aplikasi lama untuk kemudian dibuat lebih baik dan efektif.

Sementara itu, Operations Team harus memastikan semua step yang dilaksanakan beroperasi secara optimal.

Teknologi sebelum adanya sistem ini, untuk mengembangkan sebuah perangkat lunak biasanya menggunakan sistem Waterfall. Dimana model ini tidak ada mekanisme integrasi yang dilakukan oleh tiap tim, sehingga sistem tersebut memaksa Development team dan Operations Team ada di jalur sendiri sendiri. Dengan tidak adanya integrasi antar tim, akan membuat perilisan sebuah aplikasi akan memakan waktu yang panjang. Selain itu, dengan prosedur yang masih statis, membuat pengembangan ide dan fitur terhadap sebuah aplikasi selama proses development menjadi tidak efektif.

Nah, dengan adanya DevOps, gap antara Development dan Operations bisa di hilangkan. Kedua tim akan berkolaborasi untuk bersama sama dalam melakukan development, testing, penerapan hingga pengelolaan nya,

Sistem ini juga ditenagai dengan tools tools yang canggih, yang dapat membantu dalam manajemen kodingan, mendeteksi bug, mengatur konfigurasi dan memonitoring aplikasi maupun server secara otomatis, sehingga resiko kegagalan akan bisa diketahui sejak dini.

Dengan implementasi sistem DevOps, tim juga akan merespon kebutuhan customer lebih baik setra meningkatkan kualitas aplikasi sehingga kita dapat mencapai tujuan dengan lebih cepat.

Tujuan DevOps

Dikutip dari atlassian.com, DevOps Trends Survey 2020 menyatakan bahwa 99% responden mengatakan sistem ini membuat dampak positif pada organisasi mereka. Tim yang memakai sistem DevOps menunjukkan pengiriman hasil pekerjaan yang lebih baik dan lebih cepat, meminimalisir insiden dan meningkatkan kolaborasi dan komunikasi antar tim.

Nah, ini selaras dengan tujuan nya, yang mana output yang dihasilkan adalah :

  • Adaptasi terhadap pasar
  • Menjaga stabilitas dan kemampuan sistem
  • Meningkatkan kolaborasi antar tim
  • Mempercepat waktu repairing dan maintenance
  • Mempercepat delivery product
  • Memangkas biaya infrastruktur
  • Mengimplimentasikan budaya kerja yag baik

Tugas DevOps

Kemudian, apa saja tugas dari DevOps?

kalau di telaah, tugas dari DevOps cukup banyak loh. Kamu akan dioanggil DevOps Engineering ketika mengerjakan tugas tugas ini:

  • Menjelaskan fitur dan kemampuan sebuah aplikasi yang akan di develop
  • Melakukan otomatisasi dengan tools-tools yang tersedia selama development
  • Membuat prototype dari hasil diskusi agar output dari aplikasi sesuai dengan harapan client
  • dokumentasi progress selama SDLC (development)
  • memonitoring sistem, melacak bug dan mengelola pengembangan aplikasi dengan cepat
  • Komunikator antar tim terkait issues yang terjadi selama proses development
  • Melakukan inovasi dengan cepat tanpa menurunkan kualitas, stabilitas dan produktivitas
  • mengidentifikasi masalah sejak dini sebelum mempengaruhi user experience client.

Yang Harus Kamu Kuasai

Nah, sudah tahu kan tugas tugas nya? sekarang kita beralih ke tugas teknis yang harus di ketahui seperti :

  • Continuous Integration

Sebagai DevOps sejatinya melakukan testing secara berulang, hal ini dimaksudkan untuk menemukan error selama proses development dan segera dikomunikasikan ke tim Developer dan QA untuk ditindaklanjuti.

  • Continuous Delivery

Tim akan melakukan beberapa testing manual untuk menemukan error. Setelah proses testing dijalankan, tim sekaligus melakukan perbaikan dan pembaharuan terhadap aplikasi

  • Configuration Management

Tim DevOps akan memaintenance konfigurasi seperti memastikan otomatisasi pada sebuah aplikasi berjalan dengan baik.

  • Infrastructur as a Code (IAC)

Ini merupakan manajemen infrastruktur yang dapat di program, di standarisasi dan di duplikasi. Sehingga ketika data pada aplikasi hilang, tim tak perlu kesulitan dalam membangun aplikasi dari awal, karena IAC akan menyediakan sumber daya, mengembalikan konfigurasi dan merecovery  data di penyimpanan cadangan.

  • Logging

Tim akan meninjau setiap kejadian dalam sistem, termasuk notifikasi update maupun error. Dengan log tersebut, tim akan mengetahui dan mengidentifikasi perubahan yang ada secara realtime. 

  • Monitoring

Tim akan bertugas untuk mendeteksi seluruh hal yang berkaitan dengan sistem. Jika terdapat anomali, tim akan mencatat dan segera memperbaiki. Proses ini juga berfungsi untuk untuk melihat perubahan yang ada di sistem termasuk coding (dari data Log).

Itulah pengertian mengenai DevOps dan tugas-tugas yang perlu di kuasai untuk menjadi DevOps Engineering.Untuk artikel bagian 2 kamu bisa klik disini

Pentingnya Cyber Security di Indonesia

Pentingnya cyber security di Indonesia – Hai sobat tekno! Beberapa hari yang lalu indonesia digemparkan dengan masalah kebocoran data yang menimpa kominfo. Bahkan data yang diungkapkan capai hingga bergiga giga. Wah apa saja ya data sebanyak itu?. Bjorka yang merupakan penggagas kebocoran tersebut memperjualbelikan data tersebut di dark web. Sehingga berbagai polemik bermunculan mengenai ketidakmampuan pemerintah dalam melindungi data warga Indonesia. Sampai saat ini pun pemerintah belum bisa menemukan siapa Bjorka, sampai-sampai masyarakat indonesia terbagi menjadi 2 kubu, yakni yang mendukung Bjorka dan yang Mengutuk Bjorka.

Badan Siber dan Sandi Negara membuka obrolan pada podcast deddy corbuzier mengenai tingkat kekuatan cyber security di Indonesia, kamu tahu berapa? yakni masih dibawah 5 dari 10, yang artinya keamanan siber di Indonesia sangat rendah. Hal ini menunjukkan bahwa banyak perusahaan baik dari pemerintah maupun swasta masih sangat rentan dengan kebocoran data. Seperti apa beritanya? yuk simak

  1. 1,3 Miliar data registrasi kartu SIM bocor! (7 September 2022)
  2. 26 juta data pelanggan jaringan internet Indihome bocor! (21 Agustus 2022)
  3. 17 juta data pelanggan PLN bocor!
  4. 150 juta data KPU bocor

Dari peristiwa tersebut menunjukkan bahwa semakin kesini perlindungan data dan value data yang kita punya sudah tidak berharga lagi. Karena kementerian yang harusnya menjaga dan merawat data warga Indonesia malah kebobolan. Ibarat ada maling yang berhasil membobol bank tanpa ketahuan dan membawa semua uang/benda berharga milik nasabah yang ada. hmmm gimana menurut kamu?

Kemudian muncul pertanyaan, kenapa para hacker Indonesia tidak bersatu untuk menumpas kebocoran ini? Jawabannya bisa jadi karena para hacker Indonesia sudah acuh tak acuh. Karena pemerintah sendiri sepertinya tidak vokal untuk memberdayakan para hacker dalam negeri untuk menjadi bagian dalam keamanan siber ini. Bahkan BSSN sendiri berkata bahwa pemerintah menggandeng BSSN hanya ketika sudah kebobolan. Tidak melibatkan BSSN secara menyeluruh dari awal untuk membantu melindungi data yang ada.

Jadi gimana? apakah nanti pemerintah dalam hal ini Kominfo akan mengedepankan keamanan siber di indonesia?

Apa itu cyber security?

Cyber Security atau pengamanan siber adalah praktik untuk melindungi perangkat seperti komputer, server, sistem elektronik, data dari resiko serangan luar. Memang sebagian masyarakat belum terlalu populer, namun faktanya pekerjaan ini sangat menjanjikan, apalagi dengan beredarnya kasus kebocoran data.

Pasalnya di era digital ini, perusahaan-perusahaan besar yang menggunakan eksistensi di dunia teknologi dan internet, sangat rawan untuk mendapatkan serangan siber dari oknum tak bertanggung jawab.

Apa saja kejahatan-kejahatan siber yang eksis hingga saat ini? Contoh saja Denial of Service (DoS), Virus malware, scareware dan lain sebagainya. Dengan adanya serangan ini akan mengakibatkan gangguan yang cukup fatal, apalagi dengan perusahaan yang sudah besar, dimana tanggung jawab mengenai data-data perusahaan yang secara mati matian kita lindungi, ternyata masih bisa ditembus oleh hacker yang tidak bertanggung jawab. Dari kehilangan data, reputasi yang anjlok, serta kerugian materil dan immateril yang tidak tanggung tanggung.

Ada beberapa peluang kerja seperti cyber security consultant, security engineer, security architect, chief information security officer, security analyst, computer forensic specialist dan lain sebagainya. Masing-masing profesi memiliki tanggung jawab yang berbeda beda.

Tanggung jawab dan peran cyber security

  • menemukan cara yang paling efektif untuk melindungi data dan sistem, sekaligus melakukan pengujian terhadap analisis resiko yang kemungkinan terjadi.
  • membangun dan memelihara sistem keamanan siber perusahaan. Bisa dengan memasangkan firewall, testing sistem keamanan, menguji keamanan jaringan hingga mengembangkan sistem otomasi log yang dapat melacak sebuah insiden.
  • Riset mengenai pengembangan arsitektur keamanan perusahaan, kemudian mengawasi implementasi keamanan jaringan perusahaan
  • Mengedukasi sekaligus mencegah timbulnya insiden yang serupa
  • Mampu menganalisis bukti bukti dari serangan siber, mulai dari perangkat data, jaringan maupun komputer
  • memeriksa keefektifan keamanan siber di perusahaan, dan memberikan solusi untuk meningkatkan sistem yang lebih aman dari potensi serangan siber.

Demikian lah artikel mengenai pentingnya Cyber Security dan prospek pekerjaan Cyber Security di Indonesia.

Baca juga artikel kami mengenai 4 website untuk mendapatkan dataset gratis.

3 Cara Cepat Ubah Ukuran Foto menjadi 3 x 4 Online

Cara Cepat Ubah Ukuran Foto menjadi 3 x 4 Online – Bagi yang mau melamar kerja maupun sedang mempersiapkan wisuda, biasanya kita perlu menyiapkan foto berukuran 3×4 atau 4×6. Kamu tak perlu khawatir jika foto yang kamu punya belum berukuran 3×4 atau 4×6. Kamu bisa mengubahnya secara online.

Kali ini mintek akan menjelaskan cara mengubah ukuran foto menjadi sesuai keinginan secara online, simak artikel berikut ini,

1. PicResize

picresize.com merupakan ubah ukuran foto online pertama yang mengudara. Dari pertama launching sampai sekarang kamu bisa menikmati fitur resize foto secara gratis. Dan asal kamu tahu, Pic Resize telah memproses lebih dari 150 juta gambar.

  1. Buka website PicResize.com
  1. Klik Browse (Buka Foto) untuk mengupload foto yang akan diubah
  1. Kemudian Scroll ke bawah, pilih Resize Your Picture
  1. Pilih Custom Size dan pilih ukuran 354 x 472 pixels
  1. Sesuaikan Output yang akan dipakai. Ketika sudah, Klik I’m Done, Resize My Picture

2. Image Resizer

Salah satu pilihan selain tools diatas, kamu bisa menggunakan Image Resizer. Image Resizer mengklaim dapat memberikan kualitas gambar terbaik, cepat, mudah digunakan, dan garansi privasi dengan enkripsi 256-bit dimana foo yang kamu upload akan dihapus secara otomatis setelah 6 jam. 

  1. Masuk ke laman imageresizer.com. Dan upload foto yang hendak diubah
  1. Kemudian pilih Resize Your Image
  1. Pilih unlock aspect ratio dan ubah settingan ukuran menjadi 3 x 4 (354 x 472 px)
  1. Klik Resize Image

3. iLoveIMG

iLoveIMG merupakan tools paling populer saat ini untuk kompres foto. Kamu bisa secara langsung mengkonversi beberapa foto sekaligus hingga 1 GB jika kamu memiliki akun premium. Kamu juga dapat mengkonversi beberapa ekstensi gambar seperti, PNG, JPG, GIF, WEBP, HEIC, RAW dan masih banyak lagi.

  1. Buka website iloveimg.com
  1. pilih menu Resize Image
  1. Masukkan foto yang akan diubah dengan klik select image atau langsung drag
  1. Pada menu Resize Option, Klik By Pixel
  1. Hilangkan centang pada kolom menu Maintain Aspect Ratio dan ubah ukuran Pixel menjadi width=354, height=472
  1. Ketika sudah selesai mengedit, Klik Resize Image dan download resize image

Demikian cara cepat untuk mengubah foto kamu menjadi 3×4 secara cepat dan online. Kamu juga bisa membaca artikel kami yang lain, salah satunya mengenai Editing foto online terbaik 2022.

React Native VS Ionic Kamu Pilih Mana?

React Native VS Ionic Mana yang lebih baik? – Hai Sobat tekno!. Kemarin kita membahas mengenai Node JS dan Golang lebih baik mana?. Kali ini kita akan membahas mengenai dua pilihan terbaik di kelas cross platform. Seperti yang diketahui, keduanya merupakan Library Javascript yang digunakan untuk pembuatan aplikasi. Baik Ionic maupun React merupakan pilihan yang terbaik untuk pengembangan aplikasi. Namun dari keduanya ada beberapa perbedaan yang cukup penting. Kami merangkum detail detail perbedaan yang dimiliki oleh keduanya.

Popularitas React VS Ionic

Sebelum masuk ke hal yang detail, kita lihat terlebih dahulu tingkat kepopularitasan kedua turunan javascript ini.

Menurut AppBrain, React Native sudah membuat sebanyak lebih dari 32 ribu aplikasi. Untuk Ionic sendiri ada 26 ribu aplikasi. 

Menurut Survey Developer Stack Overflow 2021, React native merupakan teknologi paling populer ke 6 di dunia dengan market share sebanyak 14,51%. Untuk Ionic sayang nya belum bisa mendekati market share sebanyak React.

Menurut Statista, React Native merupakan cross platform mobile framework ter populer ke 2 dengan market share 38%. Sementara Ionic terpopuler nomor 4 dengan market share 16%.

Menurut GitHub, React Native memiliki 102 ribu bintang dan 22 ribu garpu, sedang Ionic memiliki 47 ribu bintang dan 13,7 ribu garpu.

Komunitas (Development)

Dari ke popularitas diatas, React Native tentu memiliki komunitas yang sangat besar jika dibandingkan dengan Ionic. Jika kamu merasa kesulitan dalam mengembangkan React, kamu bisa lempar pertanyaan di komunitas, pasti respon nya akan lebih banyak.

Untuk Development di Ionic, instalasi lebih mudah dengan melakukan command npm untuk menginstal Cordova. Kemudian ionic juga memiliki Ionic Academy sendiri yang menyediakan kursus untuk metode pembelajaran step by step. Sedangkan untuk React, kamu harus terbiasa dengan CSS, kemudian kamu juga harus mempelajari Axios untuk memanggil API, Redux with React, Flexbox, ES6 dan lain sebagainya.

Struktur React VS Ionic

React Native

Ionic

Performance

Akhirnya kita membahas mengenai performa. Dengan tuntutan industri sekarang ini, kita juga harus mengevaluasi kinerja nya. Karena produk akhir kita berkaitan dengan penggunaan framework ini.

React Native memungkinkan untuk pengembang aplikasi yang memiliki tampilan dan pengalaman seperti aplikasi pada umumnya dengan menggunakan komponen-komponen beserta API. Di sisi lain, Ionic menggunakan teknologi berbasis Web untuk pembuatan aplikasi hybrid dengan menggunakan pihak ketiga.

Fitur

Hot Reload yang dimiliki React Native banyak disukai oleh para developer, karena kamu bisa debugging secara realtime saat kamu sedang memperbarui codingan mu. Sedangkan Ionic memiliki banyak developer karena suka dengan dokumentasi nya yang lebih jelas dibandingkan dengan React.

Testing

Berbanding terbalik dengan bab fitur, Ionic lebih fleksibel dan bisa dilakukan pengujian melalui browser yang ada seperti chrome, opera, edge dan lain lain, sedangkan untuk untuk kompetitor nya, kamu bisa secara langsung melakukan testing, namun kamu akan membutuhkan perangkat tambahan seperti emulator.